Dalam bayang-bayang pembuangan, nabi Zakharia menyampaikan visi pemulihan yang kuat bagi Yehuda yang hancur. Tema sentralnya — janji pemulihan dari Tuhan yang tak tergoyahkan — berbicara dengan relevansi yang mencolok bagi Asia Tenggara, wilayah yang sering dilanda kerusuhan sosial, kesulitan ekonomi, dan bencana alam. Dalam pesannya untuk Yehuda, pernyataan tegas “Tuhan semesta alam berfirman,” atau ungkapan serupa muncul lebih dari lima puluh kali, menegaskan otoritas dan pentingnya nubuat-nubuatnya. Refrain yang terus-menerus ini juga menyoroti kebutuhan mendesak akan suara Tuhan — tentang apa yang Dia katakan — untuk terdengar secara jelas dan langsung oleh umat-Nya dalam bahasa mereka sendiri.
Ketika kita mempertimbangkan ketegangan yang masih membayangi wilayah-wilayah yang retak akibat ketidakstabilan politik atau konflik etnis, visi Zakharia tentang Yerusalem masa depan, di mana orang tua akan duduk di jalanan yang dipenuhi anak-anak yang bermain (Zakharia 8:4-5), menawarkan narasi tandingan yang intim terhadap rasa takut dan perpecahan yang kerap mencengkeram komunitas-komunitas ini.
Mungkin yang paling mendalam, pesan pemulihan Zakharia beresonansi dengan komunitas-komunitas yang terpukul oleh dampak dahsyat dari bencana alam — topan yang menerjang pulau-pulau, gempa yang mengguncang desa-desa pedalaman, dan tsunami yang menggores garis pantai. Di tengah kehancuran seperti itu, janji bahwa Tuhan sedang menanam benih damai dan kemakmuran di antara mereka (Zakharia 8:12) bukan hanya memberikan penghiburan, tetapi juga menawarkan jalan spiritual menuju pemulihan dan harapan baru untuk masa depan.
Namun, kekuatan dari janji-janji ini akan tetap redup jika tidak dapat diakses dalam bahasa yang paling dekat dengan hati masyarakat — Kitab Suci harus dihadirkan dalam bahasa sawah, desa nelayan, dan pasar lokal. Hanya dengan demikian, harapan dari Zakharia dapat benar-benar berakar dan bertumbuh.
Berikan satu ayat hari ini, atau bahkan satu *pasal, agar ketika Tuhan semesta alam berfirman, suara-Nya terdengar jelas, akurat, dan alami di hati umat-Nya.
(*Rata-rata jumlah ayat dalam satu pasal: 44)